Disela-sela kesibukan rutinku, kutemui putriku pulang sekolah dengan bias kekecewaan dan penyesalan yang dalam diraut wajahnya yang lelah. Sepertinya putriku amat sangat kecewa dan menyesal dengan apa yang barusan terjadi terhadap anak laki-laki sebayanya seperti yang diceritakan kakak kelasnya.
Pagi hari memang kepadatan lalu lintas jalan raya sangat...sangat...sangatlah luar biasa, semua ingin segera sampai tujuan , semua ingin cepat, saling dahulu mendahului, kalau kita lengah sedikit mungkin saja bres....jatuh
ketabrak dari belakang, nabrak didepan kita, kesenggol sampingdll. Terkadang kita sudah hati-hati sekeliling kita yang teledor. akhirnya kalau kita kurang waspada kita juga kena imbasnya.
Aku selalu takut membayangkan hal itu, anakku sekolah jauh semua , kalau naik angkot telat, yang besar klas I Sekolah Menengah Kejuruan yang jauhnya kurang lebih ya 25 km lah dari rumah, sedang yang nomor 2 Sekolah Menengah pertama kira-kira 15 km dari rumah.
Mereka selalu diantar bapaknya berdua sekaligus, si kakak dianter sampai ke selter terdekat ya kira-kira 10 km
dilanjut ngantar adiknya sampai sekolah. Aku selalu berpesan untuk hati-hati dan berdoa.
Siang itu begitu melangkahkan kaki masuk rumah, anakku yang besar dengan wajah penuh penyesalan mendekatiku sambil bercerita, bahwa tadi ada kecelakaan. Anak laki-laki sebayaku bunda, jatuh dari motor yang dikendarai kesenggol sama-sama pengendara sepeda motor, jatuh ditengah jalan , anak itu berusaha bangun, baru saja bangun astagfirullah ada bis dari belakang, anak itu ketabrak bis, ya Allah katanya, anak itu putih cakep lagi , tapi nggak segera ditolong malah ditutupi koran , apa karena diperkirakan sudah nggak mungkin tertolong, tapi sepertinya masih ada gerakan tapi nggak tahulah, ya Allah kasihan sekali anak itu bagaimana dengan keluarganya kata anakku dengan mimik sangat sedih. Aku sedih sekali membayangkan anak itu , betapa sedih orang tuanya, sampai malam aku masih terbayang , ada perasaan miris dalam hatiku mendengar cerita anakku. Lewat tulisanku ini aku ingin menghimbau hati-hatilah para pengguna jalan hormatilah sesama pengguna jalan agar kita terhindar dari musibah di jalan .
Minggu, 31 Oktober 2010
Kamis, 21 Oktober 2010
nyaris putus leher masih jalan-jalan!?
kurang lebih 8 tahun yang lalu, saat aku mengandung anak yang ketiga, perutku sudah besar karen usia kandunganku ketika itu sudah sembilan bulan lebih.Dengan harap-harap cemas menunggu tanda-tanda kelahiran yang belum juga memberi sinyal kapan anakku akan lahir.Aku menunggu dengan perasaan cemas,karena sudah melebihi hpl belum juga ada tanda kalau anakku ini akan lahir kedunia. Menurut adat jawa kalau hamil koq sampai hitungan saatnya
jabang bayi lahir kedunia belum ada tanda-tanda melahirkan ada tradisi adat yang dilaksanakan, semacam selamatanlah!.
Lalu dibuatlah acara yang melibatkan orang-orang terdekat sekitarku , ya... semacam kenduri kecil-kecilanlah.
Ada nasi dan lauk pauknya, jajan pasar, yang paling utama makanan semacam bubur yang orang-orang memberi nama jenang lotrok biar cepat mlotrok alias mlorot dan cepat keluarlah jabang bayi dari rahimku.
Nah salah satu lauk yang tersaji adalah ayam yang disembelih dan dimasak semacam opor atau apa itu ya kalau orang jawa menamakan ingkung.
Nah disinilah keajaiban terjadi, ayam yang sudah disembelih sejak pagi, dengan leher yang nyaris hampir putus karena disembelih, eeeh sampai sore nggak mati malah jalan-jalan kesana kemari, takut aku jadinya. Ayam apa ini, leher hampir putus, masih hidup , jalan kesana kemari. Kasihan melihat ayam itu, kami sekeluarga berembug mencari cara bagaimana ayam itu bisa mati. Akhirnya setelah tukar pendapat dengan beberapa orang, akhirnya kami menemukan cara setelah mendapat masukan dari seorang yang tahu agama, ya kyailah.Oleh kyai pantat ayam tadi dimasukkan keair, dibenamkan lama sampai akhirnya ayam itu mati.
Aku tak habis pikir, disembelih nggak mati...? dibenamkan air pantatnya baru mati...!!!!
Ya itulah kekuasaan Allah.
jabang bayi lahir kedunia belum ada tanda-tanda melahirkan ada tradisi adat yang dilaksanakan, semacam selamatanlah!.
Lalu dibuatlah acara yang melibatkan orang-orang terdekat sekitarku , ya... semacam kenduri kecil-kecilanlah.
Ada nasi dan lauk pauknya, jajan pasar, yang paling utama makanan semacam bubur yang orang-orang memberi nama jenang lotrok biar cepat mlotrok alias mlorot dan cepat keluarlah jabang bayi dari rahimku.
Nah salah satu lauk yang tersaji adalah ayam yang disembelih dan dimasak semacam opor atau apa itu ya kalau orang jawa menamakan ingkung.
Nah disinilah keajaiban terjadi, ayam yang sudah disembelih sejak pagi, dengan leher yang nyaris hampir putus karena disembelih, eeeh sampai sore nggak mati malah jalan-jalan kesana kemari, takut aku jadinya. Ayam apa ini, leher hampir putus, masih hidup , jalan kesana kemari. Kasihan melihat ayam itu, kami sekeluarga berembug mencari cara bagaimana ayam itu bisa mati. Akhirnya setelah tukar pendapat dengan beberapa orang, akhirnya kami menemukan cara setelah mendapat masukan dari seorang yang tahu agama, ya kyailah.Oleh kyai pantat ayam tadi dimasukkan keair, dibenamkan lama sampai akhirnya ayam itu mati.
Aku tak habis pikir, disembelih nggak mati...? dibenamkan air pantatnya baru mati...!!!!
Ya itulah kekuasaan Allah.
Langganan:
Postingan (Atom)